Wednesday 23 October 2013

JAMU HERBAL UNTUK AYAM

Oleh Ir. Rudy Harwono, MP

Waspada Di Musim Pancaroba
Musim pancaroba adalah masa-masa terjadinya perubahan dari musim penghujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Secara sederhana musim pancaroba dapat ditandai dengan banyaknya anak-anak maupun orang dewasa di sekitar pemukiman kita yang terserang batuk pilek akibat perubahan cuaca. Apabila di sekitar kita banyak penderita batuk pilek biasanya ternak ayam juga rentan terhadap serangan penyakit.

 Yogyakarta (Agustus 2013) berada pada musim pancaroba, suhu lingkungan dimalam hingga pagi hari berkisar 23-25 derajat C terasa sejuk mendekati dingin, tetapi pada siang hari berubah drastis dan mencapai 30-32 derajat C, sehingga terasa sangat panas. Inilah musim yang perlu kita waspadai, pada musim pancaroba peternak ayam kampung perlu siaga terhadap serangan penyakit, terutama bagi peternak yang masih belum menerapkan vaksinasi secara rutin dan terjadwal. Banyak penyakit yang sering berkembang di musim pancaroba, antara lain ND, AI, gumboro, Infeksi saluran pernapasan, dan sebagainya.

Salah satu alternatif untuk menghindari serangan penyakit adalah menjaga agar ayam kampung memiliki kondisi dan daya tahan tubuh yang baik, antara lain dengan memberikan jamu herbal. Manfaat dari jamu herbal antara lain : meningkatkan daya tahan ternak terhadap penyakit, memperbaiki kualitas daging menjadi lebih kencang dan tidak bau anyir, mengurangi bau kotoran, tidak membutuhkan antistress lainnya dalam air minum, menghasilkan daging organik yang aman dikonsumsi karena bebas antibiotik dan residu.

Bahan-bahan

-  Kencur 250 g

-  Temu lawak 250 g
-  Lengkuas 250 g
-  Temu ireng 250 g
-  Kunyit 250 g
-  Daun sirih 200 g
-  Jahe merah 250 g
-  Bawang putih 100 g
-  Serai 100 g
-  EM4 500 ml
-  Molases atau larutan Tetes 500 ml
-  Air  sumur 10 liter

 Peralatan

Alat penumbuk atau blender

Jerigen kapasitas 10 liter
Saringan
Corong plastik
Ember
Alat pengaduk dari kayu atau bambu

Cara Pembuatan

Bahan-bahan dikupas dan dicuci bersih, kemudian ditumbuk atau di blender hingga halus.

Siapkan ember berisi air secukupnya, tambahkan 500 ml EM-4 dan 500 ml molases (molases dapat diganti dengan 1 kg gula merah), kemudian masukkan bahan-bahan yang telah di tumbuk atau blender.
Aduk hingga merata.
Masukkan ke dalam jerigen, tambahkan air hingga volume menjadi 10 liter, dan aduk kembali hingga merata.
Tutup jerigen dengan rapat, dan simpan di dalam ruangan selama 7 hari. Setiap hari tutup jerigen perlu dibuka sebentar untuk mengeluarkan gas.
Pada hari ke 7, larutan dalam jerigen dituang ke dalam ember sambil disaring. Larutan hasil saringan merupakan jamu herbal yang sudah siap untuk dipergunakan, masukkan kembali ke dalam jerigen untuk disimpan. Penyimpanan pada ruang terbuka yang terhindar dari cahaya matahari, dengan daya tahan selama 6 bulan.
Ampas hasil saringan yang telah diperas, dijemur hingga kering dan dapat dicampurkan pada 40-50 kg bahan pakan.

Cara Pemakaian

Pemakaian jamu herbal dilakukan dengan cara dicampurkan air minum untuk ternak, dengan dosis 10 ml/liter air bersih. Pemberian dapat dilakukan 2-3 kali seminggu. Sekalipun jamu herbal telah diberikan secara rutin, bukan berarti dapat mengabaikan pemberian vaksin. Vaksinasi tetap dianjurkan untuk diberikan secara berkesinambungan dan tepat jadwal. Harga vaksin jauh lebih murah dibanding kerugian yang timbul akibat kematian ternak ayam yang anda pelihara, pelaksanaannya tidak sulit dan bisa diselenggarakan secara berkelompok. Penerapan vaksinasi juga dapat dikonsultasikan secara gratis di poskeswan setempat. Selamat mencoba.