Menurut Iin (2009) dalam Alex riana (2010) menjelaskan ada beberapa tanaman obat yang berkhasiat untuk obat ternak ayam, diantaranya:
1. Kunyit (Curcuma domestica), yang dikenal sebagai anti oksidan, anti mikroba dan anti radang. Kunyit mengandung minyak atsiri dari golongan monoterpen dan
sesquitterpen, zat warna kuning yang disebut kurkuminoid, protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C.
2. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza), dapat meningkatkan nafsu makan, anti oksidan, anti mikroba, anti kolesterol dan anemia. Zat gizi yang terkandung dalam temu lawak adalah kurkumin, kurkuminoid, mineral, atsiri, minyak lemak, karbohidrat dan
protein. Temulawak dan kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk minuman guna mencegah peningkatan konsentrasi sitokin dalam tubuh akibat inveksi virus AI dengan sub tipe H5N1. Itu efektif, mengingat kandungan curcuma yang ada pada keduanya berpotensi sebagai inhibitor terhadap sintesis sitokin.
3. Temu giring (Curcuma heyneana), biasanya digunakan untuk obat cacing.
4. Temuireng (Curcuma aeruginosarhizome), adalah bermanfaat sebagai obat cacing dan meningkatkan nafsu makan. Dalam temuireng banyak mengandung minyak asiri, tanin dan kurkumenol.
5. Buah mengkudu (Morinda citrifolia), yang merupakan obat anti radang, anti alergi dan mematikan bakteri penyebab infeksi. Dalam buah mengkudu ini mengandung zat terpenoid, zat anti bacteri dan scolopetin.
6. Tanaman lidah buaya, Lidah buaya memiliki kandungan emodin dan scutellaria yang berfungsi sebagai antiviral. Bahan itu mampu
menghancurkan enzim yang terdapat pada virus flu burung.
7. Daun pepaya ( Carica papaya, Linn).
Daun pepaya ini berkhasiat sebagai
obat pembunuh amuba dan sebagai
obat cacing serta membantu
meningkatkan nafsu makan.
8. Cacing (lumbricus rubellus )
merupakan sumber protein sangat
tinggi yaitu 76%. Manfaat dari cacing
tersebut adalah adanya antibakteri
dan menghambat pertumbuhan
bacteri E. Colk, meningkatkan daya
tahan tubuh, meningkatkan nafsu
makan, sebagai obat dll.
Cara membuat jamu untuk ayam
Banyak macam cara membuat jamu, karena
pada dasarnya membuat jamu jauh lebih
mudah dibandingkan dengan membeli obat
dari toko. Jamu hewan atau ramuan
beberapa tanaman obat tersebut dapat
dibuat sendiri oleh petani ternak dan
harganya lebih murah dibandingkan obat
pabrik, tetapi khasiatnya cukup baik untuk
pencegahan maupun pengobatan pada
ternak unggas. Beberapa diantaranya adalah
ramuan jamu hasil pengkajian BPTP Jakarta
yang berfungsi untuk pencegahan terhadap
penyakit AI (flu burung/Avian Influenza).
Bahan-bahan tanaman obat yang diramu
sebagai jamu untuk pencegahan penyakit flu
burung adalah sbb: Kencur (500 gram),
bawang putih (500 gram), jahe (250 gram),
lengkuas (250 gram), kunyit (250 gram),
temulawak (250 gram), daun sirih (125
gram), kayu manis (125 gram), daun
mahkota dewa, EM4 dan molasses atau gula
pasir. Bahan-bahan tersebut dipotong-
potong kecil kemudian digiling/dibelender
dan ditambahkan air 5 liter, kemudian
disaring dan diambil ekstraknya. Ekstrak
tersebut dimasukkan dalam drum besar
(kapasitas 20 liter atau lebih). Tambahkan
molases 500 cc, lalu tambahkan lagi dengan
air sehingga campuran tersebut menjadi 20
liter, kemudian drum ditutup rapat.
Selanjutnya campuran dilakukan fermentasi
selama 6 hari. Setiap hari tutup drum dibuka
selama 5 menit sambil diaduk. Setelah 6
hari jamu siap diberikan pada ayam. Cara
pemberiannya melalui air minum dengan
dosis 90 ml air jamu per 1 liter air minum
setiap hari.
Ketua Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan
Indonesia mengatakan bahwa di Indonesia
sendiri saat ini tersedia cukup banyak bahan
herbal yang bisa digunakan untuk
menangkal menyebarnya virus flu burung.
Tanaman obat tersebut adalah lidah buaya,
temulawak, dan kunyit. Sedangkan Sri
Sulandri (peneliti dari LIPI) mengatakan
bahwa pemberian secara rutin jamu ternak
yang terdiri atas kunyit, lengkuas,
temulawak, kencur dan buah mengkudu yang
diberikan pada unggas dapat berfungsi
sebagai stamina yaitu untuk menyehatkan
dan meningkatkan nafsu makan.
Khasiat tanaman obat juga telah dibuktikan
oleh Alex riana (2010) dengan uji cobanya.
Alex mempercayai keistimewaan tanaman
obat yang mempunyai khasiat untuk
meningkatkan daya tahan tubuh,
meningkatkan nafsu makan, sebagai obat
pada berbagai macam penyakit dan
mengurangi stress pada ayam. Dalam uji
cobanya alex membuat jamu dengan ramuan
dari tanaman-tanaman obat yang terdiri
dari kunyit (1000 gram), temuireng (1000
gram), temulawak (1000 gram), temu giring
(250 gram), mengkudu (500 gram), daun
pepaya (5 tangkai) dan cacing (100 gram).
Cara membuatnya adalah sbb: cacing
direbus dengan 1 liter air sampai mendidih.
Kunyit, temuireng, temugiring, temulawak
dan mengkudu diparut menjadi satu, dan
daun pepaya ditumbuk sampai halus.
Campurkan bahan-bahan tersebut dan
tambah 4 liter air bersih. Remas-remaslah
semua bahan tersebut dan saring. Terakhir
tambah dengan 1 liter rebusan cacing dan aduk sampai rata. Selanjutnya campuran tersebut direbus sampai mendidih dan setelah dingin dapat digunakan sebagai jamu pada ayam pedaging. Jamu tersebut dapat diberikan dengan cara mencampur ke air minum. Dalam pelaksanaannya pemberian jamu dilakukan setelah ayam berumur 16 hari sampai panen. Pemberian dilakukan tiga hari berturut-turut selanjutnya diselang dengan air putih. Manfaat dan Hasil Dari hasil penelitian maupun pendapat para ahli diperoleh kesimpulan bahwa ternyata pemberian jamu atau tanaman obat yang dicampurkan baik dalam ransum pakannya maupun air minum ayam dapat bermanfaat atau berkhasiat untuk (1). meningkatkan daya tahan tubuh ayam (2) meningkatkan pertumbuhan berat badan ayam (3). mengurangi tingkat kematian dan jumlah ayam yang sakit (4) meningkatkan pendapatan peternak (5). mendapatkan ayam non kolesterol karena lemak yang dihasilkan berkurang (6). mendapatkan karkas ayam yang berbau dan warna yang segar dan (7) mengurangi bau kotoran ayam (ammonia). Manfaat lain yang diperoleh adalah harga jamu tersebut lebih murah, menjaga stamina tubuh, menambah nafsu makan, mencegah serta mengobati beberapa penyakit seperti penyakit gangguan pernafasan (Snot dan CRD), koksidiosis, diare maupun feses hijau dan menghindarkan unggas dari serangan virus flu burung (Avian Influenza/AI). Manfaat dari khasiat jamu untuk ternak sudah lama diteliti oleh beberapa peneliti. Salah satu dilakukan olehbapak Sumadi, sebagai seorang peneliti dan juga sebagai dosen di salah satu universitas di Semarang. Beliau meramu tanaman obat-obatan yang terdiri dari buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl), ekstrak rimpang temu lawak (Curcuma xanthorriza Roxb ), ekstrak rimpang temu ireng ( Curcuma aeruginosa Roxb ), bubuk rimpang lempuyang wangi ( Zingiber aromaticum, Val ), madu lebah, gula tebu sebagai pengawet alamiah, dan air. Ramuan tersebut diberikan pada ayam sebagai penangkal unggas terhadap penyebaran flu burung. Dalam uji cobanya, beliau memasukkan ayam mati yang terinveksi flu burung di sekitar kandangnya. Dari hasil uji cobanya didapatkan ayam-ayam yang diberi jamu hasil ramuannya ternyata semua ayam perlakuannya itu lolos alias tidak terinveksi flu burung. Hasil uji cobanya kemudian diselidiki lebih teliti lagi oleh Balai Veteriner wates, Yogyakarta. Dan ternyata hasilnya positip. Ayam-ayam yang diberi jamu tersebut memberi respon positip terhadap pertumbuhan ayam,mempunyai stamina ayam yang lebih baik (jarang sakit dan mortalitas rendah), lemak karkas sangat rendah, aroma daging dan telur tidak amis, warna kuning telur lebih oranye/skor diatas.
1. Kunyit (Curcuma domestica), yang dikenal sebagai anti oksidan, anti mikroba dan anti radang. Kunyit mengandung minyak atsiri dari golongan monoterpen dan
sesquitterpen, zat warna kuning yang disebut kurkuminoid, protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C.
2. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza), dapat meningkatkan nafsu makan, anti oksidan, anti mikroba, anti kolesterol dan anemia. Zat gizi yang terkandung dalam temu lawak adalah kurkumin, kurkuminoid, mineral, atsiri, minyak lemak, karbohidrat dan
protein. Temulawak dan kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk minuman guna mencegah peningkatan konsentrasi sitokin dalam tubuh akibat inveksi virus AI dengan sub tipe H5N1. Itu efektif, mengingat kandungan curcuma yang ada pada keduanya berpotensi sebagai inhibitor terhadap sintesis sitokin.
3. Temu giring (Curcuma heyneana), biasanya digunakan untuk obat cacing.
4. Temuireng (Curcuma aeruginosarhizome), adalah bermanfaat sebagai obat cacing dan meningkatkan nafsu makan. Dalam temuireng banyak mengandung minyak asiri, tanin dan kurkumenol.
5. Buah mengkudu (Morinda citrifolia), yang merupakan obat anti radang, anti alergi dan mematikan bakteri penyebab infeksi. Dalam buah mengkudu ini mengandung zat terpenoid, zat anti bacteri dan scolopetin.
6. Tanaman lidah buaya, Lidah buaya memiliki kandungan emodin dan scutellaria yang berfungsi sebagai antiviral. Bahan itu mampu
menghancurkan enzim yang terdapat pada virus flu burung.
7. Daun pepaya ( Carica papaya, Linn).
Daun pepaya ini berkhasiat sebagai
obat pembunuh amuba dan sebagai
obat cacing serta membantu
meningkatkan nafsu makan.
8. Cacing (lumbricus rubellus )
merupakan sumber protein sangat
tinggi yaitu 76%. Manfaat dari cacing
tersebut adalah adanya antibakteri
dan menghambat pertumbuhan
bacteri E. Colk, meningkatkan daya
tahan tubuh, meningkatkan nafsu
makan, sebagai obat dll.
Cara membuat jamu untuk ayam
Banyak macam cara membuat jamu, karena
pada dasarnya membuat jamu jauh lebih
mudah dibandingkan dengan membeli obat
dari toko. Jamu hewan atau ramuan
beberapa tanaman obat tersebut dapat
dibuat sendiri oleh petani ternak dan
harganya lebih murah dibandingkan obat
pabrik, tetapi khasiatnya cukup baik untuk
pencegahan maupun pengobatan pada
ternak unggas. Beberapa diantaranya adalah
ramuan jamu hasil pengkajian BPTP Jakarta
yang berfungsi untuk pencegahan terhadap
penyakit AI (flu burung/Avian Influenza).
Bahan-bahan tanaman obat yang diramu
sebagai jamu untuk pencegahan penyakit flu
burung adalah sbb: Kencur (500 gram),
bawang putih (500 gram), jahe (250 gram),
lengkuas (250 gram), kunyit (250 gram),
temulawak (250 gram), daun sirih (125
gram), kayu manis (125 gram), daun
mahkota dewa, EM4 dan molasses atau gula
pasir. Bahan-bahan tersebut dipotong-
potong kecil kemudian digiling/dibelender
dan ditambahkan air 5 liter, kemudian
disaring dan diambil ekstraknya. Ekstrak
tersebut dimasukkan dalam drum besar
(kapasitas 20 liter atau lebih). Tambahkan
molases 500 cc, lalu tambahkan lagi dengan
air sehingga campuran tersebut menjadi 20
liter, kemudian drum ditutup rapat.
Selanjutnya campuran dilakukan fermentasi
selama 6 hari. Setiap hari tutup drum dibuka
selama 5 menit sambil diaduk. Setelah 6
hari jamu siap diberikan pada ayam. Cara
pemberiannya melalui air minum dengan
dosis 90 ml air jamu per 1 liter air minum
setiap hari.
Ketua Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan
Indonesia mengatakan bahwa di Indonesia
sendiri saat ini tersedia cukup banyak bahan
herbal yang bisa digunakan untuk
menangkal menyebarnya virus flu burung.
Tanaman obat tersebut adalah lidah buaya,
temulawak, dan kunyit. Sedangkan Sri
Sulandri (peneliti dari LIPI) mengatakan
bahwa pemberian secara rutin jamu ternak
yang terdiri atas kunyit, lengkuas,
temulawak, kencur dan buah mengkudu yang
diberikan pada unggas dapat berfungsi
sebagai stamina yaitu untuk menyehatkan
dan meningkatkan nafsu makan.
Khasiat tanaman obat juga telah dibuktikan
oleh Alex riana (2010) dengan uji cobanya.
Alex mempercayai keistimewaan tanaman
obat yang mempunyai khasiat untuk
meningkatkan daya tahan tubuh,
meningkatkan nafsu makan, sebagai obat
pada berbagai macam penyakit dan
mengurangi stress pada ayam. Dalam uji
cobanya alex membuat jamu dengan ramuan
dari tanaman-tanaman obat yang terdiri
dari kunyit (1000 gram), temuireng (1000
gram), temulawak (1000 gram), temu giring
(250 gram), mengkudu (500 gram), daun
pepaya (5 tangkai) dan cacing (100 gram).
Cara membuatnya adalah sbb: cacing
direbus dengan 1 liter air sampai mendidih.
Kunyit, temuireng, temugiring, temulawak
dan mengkudu diparut menjadi satu, dan
daun pepaya ditumbuk sampai halus.
Campurkan bahan-bahan tersebut dan
tambah 4 liter air bersih. Remas-remaslah
semua bahan tersebut dan saring. Terakhir
tambah dengan 1 liter rebusan cacing dan aduk sampai rata. Selanjutnya campuran tersebut direbus sampai mendidih dan setelah dingin dapat digunakan sebagai jamu pada ayam pedaging. Jamu tersebut dapat diberikan dengan cara mencampur ke air minum. Dalam pelaksanaannya pemberian jamu dilakukan setelah ayam berumur 16 hari sampai panen. Pemberian dilakukan tiga hari berturut-turut selanjutnya diselang dengan air putih. Manfaat dan Hasil Dari hasil penelitian maupun pendapat para ahli diperoleh kesimpulan bahwa ternyata pemberian jamu atau tanaman obat yang dicampurkan baik dalam ransum pakannya maupun air minum ayam dapat bermanfaat atau berkhasiat untuk (1). meningkatkan daya tahan tubuh ayam (2) meningkatkan pertumbuhan berat badan ayam (3). mengurangi tingkat kematian dan jumlah ayam yang sakit (4) meningkatkan pendapatan peternak (5). mendapatkan ayam non kolesterol karena lemak yang dihasilkan berkurang (6). mendapatkan karkas ayam yang berbau dan warna yang segar dan (7) mengurangi bau kotoran ayam (ammonia). Manfaat lain yang diperoleh adalah harga jamu tersebut lebih murah, menjaga stamina tubuh, menambah nafsu makan, mencegah serta mengobati beberapa penyakit seperti penyakit gangguan pernafasan (Snot dan CRD), koksidiosis, diare maupun feses hijau dan menghindarkan unggas dari serangan virus flu burung (Avian Influenza/AI). Manfaat dari khasiat jamu untuk ternak sudah lama diteliti oleh beberapa peneliti. Salah satu dilakukan olehbapak Sumadi, sebagai seorang peneliti dan juga sebagai dosen di salah satu universitas di Semarang. Beliau meramu tanaman obat-obatan yang terdiri dari buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl), ekstrak rimpang temu lawak (Curcuma xanthorriza Roxb ), ekstrak rimpang temu ireng ( Curcuma aeruginosa Roxb ), bubuk rimpang lempuyang wangi ( Zingiber aromaticum, Val ), madu lebah, gula tebu sebagai pengawet alamiah, dan air. Ramuan tersebut diberikan pada ayam sebagai penangkal unggas terhadap penyebaran flu burung. Dalam uji cobanya, beliau memasukkan ayam mati yang terinveksi flu burung di sekitar kandangnya. Dari hasil uji cobanya didapatkan ayam-ayam yang diberi jamu hasil ramuannya ternyata semua ayam perlakuannya itu lolos alias tidak terinveksi flu burung. Hasil uji cobanya kemudian diselidiki lebih teliti lagi oleh Balai Veteriner wates, Yogyakarta. Dan ternyata hasilnya positip. Ayam-ayam yang diberi jamu tersebut memberi respon positip terhadap pertumbuhan ayam,mempunyai stamina ayam yang lebih baik (jarang sakit dan mortalitas rendah), lemak karkas sangat rendah, aroma daging dan telur tidak amis, warna kuning telur lebih oranye/skor diatas.
7, serta bau kotoran ayam (ammonia) di sekitar kandang jauh lebih berkurang.